Jumat, 11 Januari 2013

Obat Penurun Kolestrol Bantu Atasi Malaria

Statin, obat yang biasa digunakan untuk menurunkan kolesterol, ternyata bisa digunakan untuk melawan infeksi malaria, terutama cerebral malaria, jenis malaria yang dapat mengakibatkan kerusakan otak. Demikian menurut sebuah sebuah studi baru di Amerika Serikat.

Studi ini melakukan percobaan dengan menambahkan lovastatin, obat penurun kolesterol yang banyak digunakan,  sebagai terapi anti-malaria yang dapat mengurangi peradangan saraf dan melindungi dari kerusakan otak pada tikus yang terinfeksi cerebral malaria.

Meskipun para peneliti baru dapat membuktikan manfaat statin untuk mengobati malaria pada tikus, namun mereka menyarankan untuk pengobatan klinis ke depan dapat menggunakan statin, terutama untuk penyakit yang ditularkan dari nyamuk.

Mekanisme statin dalam menurunkan kadar kolesterol yaitu dengan menghambat enzim HMG-CoA reductase, yang memegang peran penting dalm produksi kolesterol di hati. Selain itu ternyata statin juga telah terbukti efektif dalam modulasi berbagai respon sistem kekebalan tubuh.

Peneliti senior  sekaligus ketua asosiasi penelitian di Departemen Kedokteran University of Utah, Guy Zimmerman beserta timnya menemukan bahwa dengan menambahkan lovastatin untuk terapi malaria mampu mencegah disfungsi kognitif pada tikus yang terinfeksi dengan malaria serebral. Ia juga menambahkan, lovastatin dapat mengurangi akumulasi sel darah putih dan kebocoran pada pembuluh darah di otak pada tikus pecobaan.

Studi yang dipublikasikan pada jurnal PLOS Pathogens ini juga menemukan, statin dapat melawan peradangan dengan mengurangi rusaknya jumlah molekul darah yang membawa oksigen. Akan tetapi, mekanisme statin dalam mencegah disfungsi kognitif belum diketahui.

"Hasil penemuan kami ini menarik, karena implikasi klinis dari cerebral malaria adalah peradangan sistemik rumit dan melibatkan kesehatan otak,” kata  Zimmerman. “Kami percaya hasil studi ini dapat menjadi bukti dari penggunaan statin utuk mengurangi disfungsi kognitif pada pasien cerebral malaria,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar